Selasa, 31 Juli 2012

TARI GLIPANG PROBOLINGGO


Tari Glipang Probolinggo
kesenian tari Glipang di kemas menjadi 6 Tarian
1. Remo Terbang Glipang
2. Rudad Terbang Glipang
3. Terbang Glipang Ngarak
4. Loro Pangkon Terbang Glipang
5. Tari Koncar Terbang Glipang
6. Gebyar Terbang Glipang
kalian semua pasti belum tahu apa si itu tari glipang wah wah wah!!! Gk maw jadi orang katrok !!!! ayo baca dbwh ini yuk yuk yuk cemungut.>_<

Kesenian tari Glipang berkembang dan dikenal di wilayah Kabupaten Probolinggo dan daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Lumajang, Jember dan Pasuruan. Kesenian tradisional ini sangat digemari masyarakat di daerah-daerah tersebut.
Kesenian tradisional lainnya di propinsi Jawa Timur, masing-masing memiliki ciri-ciri khusus sehingga antara yang satu dapat dibedakan dengan yang lainnya. Jenis kesenian Glipang mempunyai ciri-ciri tersendiri dan unsur pesona khusus bag penonton yg melihatnya.
Di zaman modern ini dan derasnya arus pengaruh kebudayaan asing, kesenian tari Glipang di Jawa Timur ini masih bertahan tegar dan kokoh bahkan menunjukkan gejala semakin meluas.

Tari Glipang

Tari Glipang adalah sebuah tari rakyat yang merupakan bagian dari pada kesenian tradisional Kabupaten Probolinggo.Tidak ada bedanya dengan tari Remo yaitu sebuah tari khas daerah Jawa Timur yang merupakan bagian dari kesenian Ludruk Kesenian Glipang ialah suatu jenis kesenian pertunjukan, yang membawakan lakon-lakon tertentu (pertunjukan berlakon) yang biasanya dipergelarkan semalam suntuk. Tema lakon bernafaskan dalam agama Islam antara lain tentang kejayaan Islam dan menceritakan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Istilah Glipang belum dapat dipastikan asal-usulnya, arti kata glipang berasal dari istilah dalam bahasa Arab goliban, yang mengandung makna tentang suatu kebiasaan kegiatan yang dilakukan oleh para santeri di pondok dalam kehidupan sehari-hari.

Penyajian tari Glipang

Tari Glipang sebagai suatu kesenian pertunjukan, Bentuk dan jenis pertunjukannya disesuaikan dengan selera masyarakat (penonton atau penyelenggara pertunjukan penanggap), misalnya tentang isi lakon dan waktu yang dikehendaki. Pada umumnya penonton menyukai penyelenggaraan dengan waktu yang lama atau semalam suntuk. Dalam penyajian demikian maka ditampilkan berulang-ulang bagian-bagian tertentu yang dianggap penting atau digemari oleh masyarakat. Pengulangan bagian-bagian tertentu seni itu dirasa memantapkan penyajian kesenian Glipang dan kenikmatan selera penonton. Akibat adanya aspek kemantapan ini, maka usaha menata seni Glipang antara lain dalam bentuk pemadatan penyajian dianggap menyalahi aturan yang berlaku dalam penyajian.

Penyajian kesenian glipang semalam suntuk terbagi atas tahap-tahap BERIKUT:

- Tahap ke satu: Tari Ngremo Glipang (Tari Kiprah Glipang). Tari ini merupakan bentuk tari yang digunakan untuk mengawali pertunjukan seni glipang.
- Tahap ke-dua: Tari Baris. Tarian ini dibawakan oleh para penari pria, biasanya disertai penampilan seorang pelawak pria.
- Tahap ke-tiga: Tari Pertemuan. Tarian dibawakan oleh penari pria dan wanita dalam komposisi berpasangan, disertai dua pelawak pria dan wanita. Peragaan tarian wanita dibawakan oleh penari pria dan dalam adegan ini kedua pelawak berdialog lucu (melawak).
  • Tahap ke-empat: Sandiwara (Drama). Membawakan ceritera tertentu dengan tema tertentu pula yang bernafaskan agama Islam.




















Musik pengiring

Kesenian Glipang kecuali disajikan dalam bentuk tari dan drama (sandiwara) juga diiringi musik dan vokal.
Alat musik yang digunakan terdiri dari:
- Dua ketipung besar, yakni lake’an dan bhine’an, ditabuh tingkah meningkah (saling mengisi). Ketimpung laki-laki (lake’an) berfungsi memimpin dan memberikan tekanan-tekanan gerak.
- Satu jedhor, untuk memberikan tekanan-tekanan tertentu untuk semelehnya (konstannya) irama.
- Tiga sampai lima terbang/kecrek, berfungsi mengisi lagu dengan cara memberikan suara di antara degupan.
Lagu-lagu yang dibawakan:
- Lagu Awayaro, sebagai lagu pembukaan menjelang penyajian tari kiprak Glipang.
- Pantun berlagu bebas, dibawakan secara bergantian pada penyajian tari pertemuan.

Sejarah kesenian glipang ……………………… “ Wah wah yuk kita etau sejarahnya “

Kesenian glipang lahir di desa Pendil, Kecamatan Nanyanyar, 12 km di tenggara kota Probolinggo. Mata pencaharian penduduknya adalah dagang dan tani berdasarh Madura dan pemeluk agama Islam patuh. Kesenian Glipang direvitalisasi dan dipopulerkan oleh seorang penduduk desa Pendil bernama Sarituno, dimaksudkan sebagai sarana hiburan tahun 1935.
Nampaknya latar belakang sosial dari kehidupan Sarituno sangat berpengaruh dalam seni ciptaannya yang bernama Glipang ini. Sarituno adalah pendatang dari Pulau Madura, menetap di pantai utara Pulau Jawa (Jawa Timur) di desa Pendil, tersebut. Mula-mula ia adalah mandor penebang tebu di pabrik gula Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Karena sering terjadi pertentangan dengan sinder-sinder Belanda yang sewenang-wenang tingkah lakunya, maka Sarituno memilih berhenti bekerja di pabrik gula tersebut.
Jiwa perlawanan terhadap penjajah Belanda itu mempengaruhi kesenian Glipang ciptaannya, sebagai ekspresi jiwanya tersebut tertuang dalam bentuk tari kiprak Glipang.

Secara umum dapat diutarakan ciri-ciri penyajian kesenian Glipang :

- Pola penyajian memiliki struktur tertentu dan tema tertentu.
- Lagu-lagu bernafaskan agama Islam.
- Alat musik yang digunakan terdiri dari satu jedhor, dua ketipung besar (lake’an dan bhine’an), tiga sampai lima terbang/kecrek.
- Pola permainan musik merupakan ansamble dari jedhor, terbang/kecrek dan vokal.
- Bahasa yang digunakan dalam vokal/dialog ialah bahasa Jawa dan Madura dibumbui bahasa Arab.
- Unsur-unsur gerak, kreativitas pribadi dari unsur-unsur gerak pencak silat.
- Tokoh-tokoh pelaku sesuai dengan lakon yang dibawakan.

Fungsi kesenian tari glipang

Dalam kehidupan sehari-hai masyarakat Probolinggo, kesenian Glipang tetap semarak sebagai suatu jenis kesenian yang digemari oleh rakyat. Kesenian Glipang sering ditampilkan pada acara-acara resepsi, bersih desa, panen raya, hajatan keluarga dan sebagainya. Jelaslah bahwa kesenian Glipang dapat dimanfaatkan sebagai suatu sosio drama, untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan yang menjadi program pemerintah, untuk menciptakan suasana persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat, acara khusus dan melestarikan warisan seni budaya yang memiliki nilai-nilai luhur.

GO Go go jgn kita meninggalkan Budaya TARI GLIPANG ..KEMBANGKAN DAN LESTARIKAN LAH ,, jangan sampai di akui lagi sama Negara lainnya,,, cepet di patenkan